Beranda | Artikel
Mengingat Kehidupan Akhirat dan Berteman dengan Orang-Orang Baik
Senin, 7 Januari 2019

Bersama Pemateri :
Syaikh `Abdurrazzaq bin `Abdil Muhsin Al-Badr

Mengingat Kehidupan Akhirat dan Berteman dengan Orang-Orang Baik adalah bagian dari ceramah agama dan kajian Islam dengan pembahasan Kitab Kaifa Takunu Miftahan Lil Khoir (Bagaimana Menjadi Pembuka Pintu Kebaikan). Pembahasan ini disampaikan oleh: Syaikh Prof. Dr. ‘Abdurrazzaq bin ‘Abdil Muhsin Al-‘Abbad Al-Badr pada 22 Rabbi’ul Tsani 1440 H / 30 Desember 2018 M.

Status Program Kajian Tentang Bagaimana Menjadi Pembuka Pintu Kebaikan

Status program Kajian Tentang Bagaimana Menjadi Pembuka Pintu Kebaikan: SELESAI.

Download mp3 kajian sebelumnya: Berdo’a kepada Allah, Menjauhi Syubhat dan Berlemah Lembut

Kajian Tentang Mengingat Kehidupan Akhirat dan Berteman dengan Orang-Orang Baik

10. Senantiasa mengingat kehidupan akhirat

Agar seseorang menjadi pembuka-pembuka kebaikan yaitu ia harus senantiasa mengingat kehidupan akhirat dan pertanggungjawaban dihadapan Allah subhanahu wa ta’ala. Karena diantara perkara-perkara yang menjadikan seseorang pembuka kebaikan yaitu dia harus selalu mengingat akhirat dan mengingat dia akan berhadapan langsung dengan Allah subhanahu wa ta’ala. Dan Allah akan membalas seluruh manusia atas amalan-amalan yang telah mereka kerjakan. Bahwasanya semua yang ia ucapkan, semua yang ia lakukan, akan ia bawa dihadapan Allah subhanahu wa ta’ala pada hari kiamat. Juga seorang dituntut untuk selalu mengingat dan mengetahui bahwasannya surga mempunyai pintu-pintu. Dan pintu surga ada 8 pintu. Juga neraka mempunyai pintu-pintu dan jumlahnya ada 7 pintu. Allah tabaraka wa ta’ala dan akhir surat Az-Zumar berfirman:

وَسِيقَ الَّذِينَ كَفَرُوا إِلَىٰ جَهَنَّمَ زُمَرًا ۖ حَتَّىٰ إِذَا جَاءُوهَا فُتِحَتْ أَبْوَابُهَا وَقَالَ لَهُمْ خَزَنَتُهَا أَلَمْ يَأْتِكُمْ رُسُلٌ مِّنكُمْ يَتْلُونَ عَلَيْكُمْ آيَاتِ رَبِّكُمْ وَيُنذِرُونَكُمْ لِقَاءَ يَوْمِكُمْ هَـٰذَا ۚ قَالُوا بَلَىٰ وَلَـٰكِنْ حَقَّتْ كَلِمَةُ الْعَذَابِ عَلَى الْكَافِرِينَ ﴿٧١﴾ قِيلَ ادْخُلُوا أَبْوَابَ جَهَنَّمَ خَالِدِينَ فِيهَا ۖ فَبِئْسَ مَثْوَى الْمُتَكَبِّرِينَ ﴿٧٢﴾ وَسِيقَ الَّذِينَ اتَّقَوْا رَبَّهُمْ إِلَى الْجَنَّةِ زُمَرًا ۖ حَتَّىٰ إِذَا جَاءُوهَا وَفُتِحَتْ أَبْوَابُهَا وَقَالَ لَهُمْ خَزَنَتُهَا سَلَامٌ عَلَيْكُمْ طِبْتُمْ فَادْخُلُوهَا خَالِدِينَ ﴿٧٣﴾ وَقَالُوا الْحَمْدُ لِلَّـهِ الَّذِي صَدَقَنَا وَعْدَهُ وَأَوْرَثَنَا الْأَرْضَ نَتَبَوَّأُ مِنَ الْجَنَّةِ حَيْثُ نَشَاءُ ۖ فَنِعْمَ أَجْرُ الْعَامِلِينَ ﴿٧٤﴾

Dan orang-orang kafir akan digiring ke neraka jahanam dengan berkelompok-berkelompok. Sampai ketika mereka mendatangi neraka jahanam, pintu-pintu neraka jahanam dibuka dan dikatakan kepada mereka para penjaga-penjaga neraka berkata kepada mereka, “Tidakkah telah datang kepada kalian para Rasul dari diri kalian yang membacakan kepada kalian ayat-ayat Rabb kalian dan mengingatkan kepada kalian pertemuan hari ini? Mereka mengatakan, “Tentu, akan tetapi telah tertulis adzab bagi orang-orang kafir. Dikatakan kepada mereka, “Masuklah kedalam pintu-pintu jahanam dan kalian akan kekal disana, sungguh jelek tempat kembali orang-orang yang sombong. Dan orang-orang yang bertakwa akan digiring menuju Rabb mereka menuju surga dengan berkelompok berkelompok. Dan ketika mereka mendatangi surga dan pintu-pintunya telah dibuka, maka berkatalah penjaga-penjaga surga, “Selamat bagi kalian dan kehidupan yang baik untuk kalian, maka masuklah kalian akan kekal di surga tersebut.” Dan mereka mengatakan: “Segala puji bagi Allah yang telah memenuhi janji-Nya kepada kami dan telah (memberi) kepada kami tempat ini sedang kami (diperkenankan) menempati tempat dalam surga di mana saja yang kami kehendaki; maka surga itulah sebaik-baik balasan bagi orang-orang yang beramal”.” (QS. Az-Zumar[39]: 71-74)

Maka kita ketahui bahwasanya surga mempunyai pintu-pintu dan pintu-pintu tersebut mempunyai kunci-kunci. Dan juga neraka mempunyai pintu-pintu dan pintu-pintu neraka juga mempunyai kunci-kunci. Kunci kunci surga dan kunci-kunci neraka ini adalah di dunia, bukan di akhirat. Di akhirat nanti tidak ada lagi kecuali pembalasan dan perhitungan amal. Adapun di dunia, disinilah kita bisa mencari kunci-kunci tersebut. Kunci-kunci surga adalah tauhid, shalat, puasa taat kepada Allah subhanahu wa ta’ala, melaksanakan segala perintah Allah. Adapun kunci-kunci neraka adalah perbuatan syirik, kufur, perbuatan maksiat dan dosa-dosa. Barangsiapa yang mati diatas kesyirikan dan kekufuran, maka akan dibuka baginya pintu-pintu neraka dan mereka akan kekal selama-lamanya di neraka.

Sedangkan perbuatan maksiat dan dosa-dosa yang dibawa derajatnya dari kesyirikan dan kekufuran, maka barangsiapa yang masuk ke dalam neraka, mereka akan diazab di neraka tersebut sesuai dengan kadar dosa-dosa yang ia lakukan dan tidak akan kekal di neraka kecuali orang-orang musyrikin.

Para pemirsa dan pendengar Rodja yang semoga dirahmati oleh Allah subhanahu wa ta’ala. Dalam dua kitab shahih, Bukhari dan Muslim, dari hadits Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam beliau pernah bersabda:

مَنْ أَنْفَقَ زَوْجَيْنِ مِنْ شَيْءٍ مِنْ الْأَشْيَاءِ فِي سَبِيلِ اللَّهِ دُعِيَ مِنْ أَبْوَابِ يَعْنِي الْجَنَّةَ يَا عَبْدَ اللَّهِ هَذَا خَيْرٌ فَمَنْ كَانَ مِنْ أَهْلِ الصَّلَاةِ دُعِيَ مِنْ بَابِ الصَّلَاةِ وَمَنْ كَانَ مِنْ أَهْلِ الْجِهَادِ دُعِيَ مِنْ بَابِ الْجِهَادِ وَمَنْ كَانَ مِنْ أَهْلِ الصَّدَقَةِ دُعِيَ مِنْ بَابِ الصَّدَقَةِ وَمَنْ كَانَ مِنْ أَهْلِ الصِّيَامِ دُعِيَ مِنْ بَابِ الصِّيَامِ وَبَابِ الرَّيَّانِ فَقَالَ أَبُو بَكْرٍ مَا عَلَى هَذَا الَّذِي يُدْعَى مِنْ تِلْكَ الْأَبْوَابِ مِنْ ضَرُورَةٍ وَقَالَ هَلْ يُدْعَى مِنْهَا كُلِّهَا أَحَدٌ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ نَعَمْ وَأَرْجُو أَنْ تَكُونَ مِنْهُمْ يَا أَبَا بَكْرٍ

Barangsiapa yang menginfaqkan dua jenis (berpasangan) dari hartanya di jalan Allah, maka dia akan dipanggil dari pintu-pintu surga; (lalu dikatakan kepadanya): “Wahai Abdullah, inilah kebaikan (dari apa yang kamu amalkan). Maka barangsiapa dari kalangan ahlu shalat dia akan dipanggil dari pintu shalat, dan barangsiapa dari kalangan ahlu jihad dia akan dipanggil dari pintu jihad, dan barangsiapa dari kalangan ahlu shadaqah dia akan dipanggil dari pintu shodaqah, dan barangsiapa dari kalangan ahlu shiyam (puasa) dia akan dipanggil dari pintu ar-Rayyan “. Lantas Abu Bakr bertanya; “Jika seseorang dipanggil dari satu pintu dari pintu-pintu yang ada, itu sebuah kepastian!”. Dia bertanya lagi; “Dan apakah mungkin setiap orang akan dipanggil dari pintu-pintu itu semuanya?”. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab; “Benar, dan aku berharap kamu termasuk diantara mereka, wahai Abu Bakr’.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Seorang hamba yang selalu menjaga ketaatan dan ibadah kepada Allah subhanahu wa ta’ala, yaitu ibadah shalat, ibadah puasa, sedekah dan ibadah-ibadah yang lainnya, maka semua ini adalah pintu-pintu menuju ke dalam surga Allah subhanahu wa ta’ala. Juga berdakwah mendakwahi manusia kepada kebaikan, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

الدَّالَّ عَلَى الْخَيْرِ كَفَاعِلِهِ

Orang yang menunjukkan kepada kebaikan seperti pelakunya.” (HR. Tirmidzi)

Ini adalah keutamaan yang sangat besar ketika seseorang mengajak orang lain untuk melakukan ketaatan kepada Allah subhanahu wa ta’ala kemudian dia melakukannya, maka juga dicatat untuknya seperti pahala orang yang diajak tersebut. Juga derajatnya akan meninggi di surga nanti dan dia juga akan termasuk orang yang mengajak kepada kebaikan dan pembuka-pembuka kebaikan. Maka inilah perkara yang penting dalam bab ini. Yaitu kita harus selalu mengingat tentang surga dan neraka dan bahwasanya kita akan berhadapan langsung dengan Allah tabaraka wa ta’ala.

11. Berteman dengan orang-orang baik

Para pemirsa dan pendengar Rodja semoga dirahmati oleh Allah subhanahu wa ta’ala, perkara ke-11 yang menjadi sebab seseorang bisa menjadi pembuka-pembuka kebaikan yaitu dengan cara berteman dengan orang-orang baik dan selalu duduk dengan orang-orang shalih. Karena sesungguhnya berteman dengan orang-orang baik dan berteman dengan orang-orang shalih akan menjadikan seorang baik seperti mereka. Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Abu Musa Al-Asy’ari, dan hadits ini tertera dalam Shahih Bukhari dan Muslim, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bahwasanya beliau bersabda:

إِنَّما مثَلُ الجلِيس الصَّالِحِ وَجَلِيسِ السُّوءِ: كَحَامِلِ المِسْكِ، وَنَافِخِ الْكِيرِ، فَحامِلُ المِسْكِ إِمَّا أَنْ يُحْذِيَكَ، وَإِمَّا أَنْ تَبْتَاعَ مِنْهُ، وَإِمَّا أَنْ تَجِدَ مِنْهُ ريحًا طيِّبةً، ونَافِخُ الكِيرِ إِمَّا أَن يَحْرِقَ ثِيابَكَ، وإمَّا أَنْ تَجِدَ مِنْهُ رِيحًا مُنْتِنَةً

Sesungguhnya perumpamaan teman yang baik dan teman yang buruk seperti penjual minyak wangi dan pandai besi. Penjual minyak wangi bisa jadi ia memberimu atau engkau akan membeli darinya. Atau minimal engkau akan mendapatkan darinya bau yang enak. Adapun pandai besi, kalau bajumu tidak terbakar engkau akan mendapatkan bau yang buruk.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Maka barangsiapa ingin menjadi pembuka kebaikan hendaklah dia selalu bersabar bersama orang-orang baik, orang-orang yang selalu taat kepada Allah subhanahu wa ta’ala. Allah berfirman:

وَاصْبِرْ نَفْسَكَ مَعَ الَّذِينَ يَدْعُونَ رَبَّهُم بِالْغَدَاةِ وَالْعَشِيِّ يُرِيدُونَ وَجْهَهُ ۖ وَلَا تَعْدُ عَيْنَاكَ عَنْهُمْ تُرِيدُ زِينَةَ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا ۖ وَلَا تُطِعْ مَنْ أَغْفَلْنَا قَلْبَهُ عَن ذِكْرِنَا وَاتَّبَعَ هَوَاهُ وَكَانَ أَمْرُهُ فُرُطًا ﴿٢٨﴾

Dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang selalu berdo’a kepada Allah dipagi dan petang hari dengan mengharap keridhaan-Nya; dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka (karena) mengharapkan perhiasan dunia ini; dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingati Kami, serta menuruti hawa nafsunya dan adalah keadaannya itu melewati batas.” (QS. Al-Kahfi[18]: 28)

Maka seorang muslim selalu berhati-hati. Jangan sampai dia berteman dengan orang-orang buruk. Karena pada hari kiamat ia akan menyesal dan ketika itu tidak lagi bermanfaat penyesalan. Allah ta’ala berfirman:

وَيَوْمَ يَعَضُّ الظَّالِمُ عَلَىٰ يَدَيْهِ يَقُولُ يَا لَيْتَنِي اتَّخَذْتُ مَعَ الرَّسُولِ سَبِيلًا ﴿٢٧﴾ يَا وَيْلَتَىٰ لَيْتَنِي لَمْ أَتَّخِذْ فُلَانًا خَلِيلًا ﴿٢٨﴾ لَّقَدْ أَضَلَّنِي عَنِ الذِّكْرِ بَعْدَ إِذْ جَاءَنِي ۗ وَكَانَ الشَّيْطَانُ لِلْإِنسَانِ خَذُولًا ﴿٢٩﴾

Dan (ingatlah) hari (ketika itu) orang yang zalim menggigit dua tangannya, seraya berkata: “Aduhai kiranya (dulu) aku mengambil jalan bersama-sama Rasul”. Kecelakaan besarlah bagiku; kiranya aku (dulu) tidak menjadikan sifulan itu teman akrab(ku). Sesungguhnya dia telah menyesatkan aku dari Al Quran ketika Al Quran itu telah datang kepadaku. Dan adalah syaitan itu tidak mau menolong manusia.” (QS. Al-Furqan[25]: 27-29)

12. Selalu bersemangat untuk menyebarkan kebaikan

Selalu bersemangat untuk menyebarkan kebaikan, selalu bersemangat untuk mengajak manusia dan bergaul dengan mereka dan menyibukkan mereka kepada kebaikan dan memalingkan mereka dari keburukan. Selalu berusaha menyibukkan manusia dengan kebaikan dan memalingkan mereka dari keburukan. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

الدِّيْنُ النَّصِيْحَةُ، الدِّيْنُ النَّصِيْحَةُ، الدِّيْنُ النَّصِيْحَةُ

Agama adalah nasihat, agama adalah nasihat, agama adalah nasihat.” (HR. Muslim)

Seseorang tidak mungkin menjadi pembuka kebaikan kecuali jika di setiap majelis, di setiap kali dia duduk dia selalu menyebarkan kebaikan. Oleh karena itu Ibnul Qayyim rahimahullah ketika menyebutkan arti dari firman Allah subhanahu wa ta’ala:

وَجَعَلَنِي مُبَارَكًا أَيْنَ مَا كُنتُ…

“Dan Allah menjadikan aku berberkah dimanapun Aku berada…”

Ibnul Qayyim mengatakan:

 أي معلمًا للخير داعيًا إلى الله ، مذكِّرًا به ، مرغِّبًا في طاعته ، فهذا من بركة الرَّجل ، ومن خلا من هذا فقَدْ خلا من البركة ، وتحقت بركةُ لقائه والاجتماع به

Yaitu mengajarkan kebaikan dan mengajak kepada Allah subhanahu wa ta’ala, selalu mengingatkan orang kepada Allah subhanahu wa ta’ala, mengajak orang untuk taat kepada Allah subhanahu wa ta’ala, ini adalah berkah seseorang. Dan barangsiapa yang tidak seperti ini maka tidak ada berkah padanya, dan terhapus berkah pertemuan dan pergaulan dengannya.

Dan juga telah disebutkan dalam hadis yang lalu sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam:

خَيْرُكُمْ مَنْ يُرْجَى خَيْرُهُ وَيُؤْمَنُ شَرُّهُ ،

Sebaik-baik orang diantara kalian yang diharapkan kebaikannya dan orang lain aman dari keburukannya“(HR. Tirmidzi)

Simak pada menit ke – 19:18

Simak Penjelasan Lengkap dan Downlod MP3 Ceramah Agama Tentang Mengingat Kehidupan Akhirat dan Berteman dengan Orang-Orang Baik


Artikel asli: https://www.radiorodja.com/46355-mengingat-kehidupan-akhirat-dan-berteman-dengan-orang-orang-baik/